Home »  Artikel

Best Practices Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Deskripsi nonsatra dengan Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Senin 5 Desember 2022

LK 3.1 Menyusun Best Practices

 

Menyusun Cerita Praktik Baik(Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

LOKASI : SMK PENDA 2 KARANGANYAR

LINGKUP PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

TUJUAN YANG INGIN DICAPAI : Mengatasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Jawa, di mana peserta didik kesulitan dalam mengungkapkan gagasan, pikiran, pandangan, arahan dalam bentuk jenis teks nonsastra. Dalam mata pelajaran ini dikhususkan pada materi menulis teks deskripsi non sastra

PENULIS : RIA KURNIASIH, S.Pd

TANGGAL : 25 NOVEMBER 2022

SITUASI

SMK Penda 2 Karanganyar merupakan sekolah menengah kejuruan yang memiliki 3 konsentrasi keahlian, di mana salah satunya jurusan Desain Pembuatan Busana (DPB) atau yang biasa disebut Tata Busana. Jurusan ini memiliki teaching factory dimana produksi dan pemasarannya dikelola mandiri oleh jurusan. Karena adanya teaching factory maka siswa dituntut untuk bisa menjelaskan dan menggambarkan secara rinci tentang segala benda dan produk yang ada di lab tata busana.

Akan tetapi realitanya peserta didik masih kesulitan, hal ini terlihat ketika mereka diminta untuk membuat karangan dalam bentuk teks deskripsi. peserta didik belum mampu menyajikan secara lisan/tulisan berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat melalui teks nonsastrasecara optimal. Hal ini tampak pada kemampuan dasar peserta didik dalam menyajikan karangan belum memenuhi kriteria dalam penilaian.

Saat pembelajaran sebelum dilakukan praktik PPL masih saya jumpai berbagai permasalahan yang ada diantaranya:

1. Peserta didik kurang bersemangat mengikuti proses pembelajaran karena tidak memiliki gambaran nyata tentang benda/objek yang dideskripsikan.

2. Peserta didik tidak memiliki ketertarikan terhadap kegiatan menulis.

3. Kurangnya kemampuan peserta didik dalam mengembangkan ide atau gagasan dalam menulis.

4. Peserta didik kurang mampu menyusun kalimat dengan baik.

Kondisi tersebut juga disebabkan oleh guru pada saat mengajar masih menggunakan menggunakan media dan model pembelajaran yang dilakukan cenderung monoton dan konvensional (lebih banyak ceramah).

Berdasarkan Praktik Pengalaman lapangan (PPL) yang dilakukan banyak perubahan sikap pada peserta didik yang berdampak pada proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan di atas, praktik baik (Best Practice) ini dapat dijadikan salah satu referensi untukmengatasi permasalahan pembelajaranmenulis teks deskripsi nonsastra.Dengan menggunakan model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik.

Peran dan tanggung jawab gurudi sinimelakukan proses pembelajaran secara efektif dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

Dalam praktik pembelajaran guru memiliki peran sebagai fasilitator. Guru memfasilitasi dan memberikan bimbingan kepada peserta didik terkait masalah yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Selain itu, guru juga bertanggungjawab mempersiapkan modul ajar, bahan dan media ajar, LKPD, lembar evaluasi, serta melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perangkat yang telah dibuat. Oleh karena itu, penulis yang berperan sebagai guru mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didikdalam pembelajaran menulis teks deskrispsi nonsastradengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan pendekatan kontekstual serta penerapan TPACK.

TANTANGAN

Untuk mencapai tujuan pembelajaran ini guru harus bisa memunculkan ide gagasan peserta didik dalam menuangkannya ke bentuk karangan. Untuk hal ini, guru harus memberikan gambaran yang nyata agar peserta didik mampu memunculkan ide gagasannya. Di sini guru tidak berperan sendiri, masih melibatkan beberapa pihak mulai dari Kepala Sekolah, Rekan MGMP Bahasa Jawa hingga peserta didik dan guru produktif jurusan desain pembuatan busana.

AKSI

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan ini melalui beberapa proses, mulai dari berkonsultasi dengan rekan sejawat dan mencari kajian literatur guna menentukan model pembelajaran yang tepat untuk digunakan pada kegiatan yang akan dilaksanakan.

Kemudian guru mempelajari model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan mengajar agar penerapan model tersebut tepat guna dan guru dapat menerapkan tahapan-tahapan tersebut dalam pembelajaran. Pada akhirnya guru menerapkan model pembelajaran PBL dengan pendekatan kontekstual serta menerapkan TPACK.

Selain itu, untuk memunculkan gambaran kepada peserta didik, guru menyiapkan perangkat pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat memancing minat dan ide peserta didik hingga terpilihlah media audio visual dan alat peraga sederhana. Guru memperlihatkan tayangan video kegiatan-kegiatan yang biasa peserta didik lakukan di dalam lab tata busana. Guru juga memunculkan alat peraga sederhana yang berupa alat praktik dan contoh hasil karya peserta didik.

REFLEKSI HASIL & DAMPAK

Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan peserta didik senang dengan pembelajaran model Problem Based Learningdan pendekatan kontekstual, karena di sini peserta didik memiliki gambaran nyata untuk mereka deskripsikan. Selain itu, peserta didik juga lebih semangat dan terlibat aktif dalam kegiatan diskusi.

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan hasilnya efektif dapat dilihat dari:

1.      Penggunaan media audio visual dan power point ini sangat membantu pemahaman siswa dari struktur atau bagian-bagian teks deskripsi serta memberikan gambaran nyata hingga memunculkan ide gagasan pada peserta didik untuk dituangkan pada karangan teks deskripsi.

2.      Pemilihan model pembelajaran dan juga kegiatan yang berpusat pada siswa sangat meningkatkan keaktifan siswa saat proses pembelajaran sehingga siswa bersemangat dalam kegiatan diskusi.

Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah penerapan model PBL yang membuat siswa terlibat aktif dalam kegiatan diskusi dan penggunaan media audio visualserta alat peraga yang memberikan gambaran nyata untuk memunculkan ide gagasan peserta didik dalam menyusun teks deskripsi non sastra.

Berdasarkanbeberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran inovatif dapat tercipta jika model dan strategi pembelajaran yang ditentukan tepat dan sesuai dengan kebutuhanpeserta didik.

Jl, Lawu Harjosari, Popongan Karanganyar (Bangjo Bejen)
penda2kra@yahoo.co.id
(0271) 494787
© 2019. SMK PENDA 2 Karanganyar. Design & Develope By Soloweb